Thursday, August 21, 2014

Lagi Sensi

Gimana, sakit?
Enggak, biasa aja.
Masa?
Ya cuma ngilu sedikit.
Hebat. Biasanya kamu udah nangis kalau seperti ini.
Aku udah gak bisa nangis. Capek.
Kayaknya hati kamu sudah mulai mati.
Mungkin. Tak apalah, lebih baik seperti ini rasanya.
Yakin?
Daripada sakit terus?

Hati itu memang diciptakan untuk sesekali menahan sakit, tapi tidak harus membuatnya mati.
Kalau bisa, aku malah ingin hidup tanpa hati saja. Hanya menyusahkan.
Kamu berpura-pura. Jujurlah!
Hah Pura-pura? Apa maksudmu?
Aku mendengar suara tangis hatimu dari setiap kata-katamu barusan.
Cih! Sok tahu kamu.
Ayolah. Kamu tidak perlu sok kuat begitu dihadapanku.
Aku bosan selalu dianggap lemah.
Tidak ada yang pernah menganggapmu lemah. Hanya perasaanmu saja.
Ah! Semua ini mulai terasa memuakkan. Aku ingin pergi saja.
Pergi kemana?
Kemana saja. Yang lebih luas dan hanya ada aku sendiri disana.

Kamu akan merasa kesepian dan bosan.
Ya aku tahu, tapi hal itu yang paling aku inginkan sekarang.
Bohong! Aku tahu, kamu pasti hanya ingin pergi dan berharap ada seseorang yang mencari lalu mengajakmu untuk kembali pulang.
Aku bukan anak kecil lagi seperti itu. Jangan sembarangan!
Tubuh kamu memang bertambah besar. Tapi jiwamu masih sama seperti anak-anak kecil yang mengelap ingus dengan bajunya, Aku yang paling tahu itu.
Lama-lama kau menjengkelkan!
Begitu juga dirimu. Aku hanya cerminan dari semua watakmu.
Enak saja kau. Aku tidak sepertimu.

Kau dikenal sebagai orang yang jujur, tapi tidak terhadap dirimu sendiri.
Kepalaku rasanya berat setelah mendengar semua omong kosongmu. Aku ingin tidur saja.
Tidur? Kau hanya ingin lari dari kenyataan. Suatu hal yang selalu tidak bisa kau hadapi.
Aku akan mengurusnya nanti.
Nanti kapan? Selalu begitu ucapanmu.
Hmmm... Kamu benar. Aku memang pengecut.

Terus? Mau seperti itu terus?
Ya tidak sih. Tapi aku butuh waktu.
Waktumu sudah hampir habis. Kau selalu menyia-nyiakannya.
Sedikit lagi saja. Aku janji akan berusaha sebaik mungkin.
Aku tidak percaya. Kau pasti akan selalu sama meski dikasih waktu yang banyak sekalipun. Kau terlalu banyak bermain-main dengan hidupmu.
Wajar kan? Aku masih muda.
Wajar apanya? Ada yang menjamin kau akan hidup sampai tua.
Ya tidak ada.


Lalu apa kamu tidak ingin seperti teman-temanmu yang sudah pergi ke seberang.
Aku... aku lebih nyaman disini.
Tempat ini akan segera tenggelam dan kamu akan ikut mati jika tidak segera meninggalkannya.
Tapi aku tidak bisa berenang. Tidak punya perahu. Tidak ada kompas untuk penunjuk arah kesana.
Kau selalu saja penuh dengan alasan-alasan.
Karena itulah aku berbicara denganmu.
Kau bisa belajar dan menyiapkannya dari sekarang jika kau mau.
Apa waktunya masih cukup?

Itu semua tergantung dari dirimu.
Dan.. kau akan membantuku kan?
Karena itulah aku disini terus.
Tapi aku jarang melihatmu.
Itu karena kau terlalu sibuk untuk mendengarkan dan merasakan keberadaanku.
Ma..maafkan aku.

Tidak apa. Aku tahu kamu memang begitu. Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?
Itu... aku bener-bener ngantuk. Aku mau tidur siang, sebentar saja.
Kau ini!!!

No comments:

Post a Comment