Thursday, August 27, 2015

Kadang rasanya seperti ingin menyerah saja ya

Saya tipe orang yang mungkin gampang ter-distrac oleh lingkungan sekitar. Di umur saya yang sudah seperempat abad ini, pencapain orang lain dalam hal karir, finansial dan asmara seringkali membuat saya ketar-ketir.

Rasanya jika melihat orang yang seumuran bahkan lebih muda dan pencapaiannya sudah amat sangat jauh diatas saya, rasanya ingi ngamuk-ngamuk dan teriak "udah ah bubar aja, bubar". Sifat jelek saya ini tidak pernah hilang. Jika mengerjakan atau menjalani sesuatu dan ditengah jalan hasilnya terlihat tidak sesuai maka saya akan langsung berhenti atau mereset kembali semua yang sudah saya kerjakan. Itulah mengapa saya tidak pernah suka bermain game. Selalu saya reset.

Meski saya sering menghibur diri dengan ucapan,
"Jalan orang kan beda-beda. Bahagia tiap orang kan beda caranya"

Tapi nyatanya, saya masih sering memimpikan apa yang orang lain punya. Masih berharap saya bisa setara atau bahkan melebihi mereka.

Ini sifat yang buruk ya?

Monday, August 24, 2015

Pernikahan, apa semuanya tentang uang?

"Kerja dulu yang bener, baru nanti cari jodoh..."

Kira-kira seperti itulah yang sering diucapkan orang tua kepada anaknya. Dan menurut saya, kalimat itu harus ditambahkan dengan,

"Kaya dulu sana, baru mikirin nikah..."

Ya, kurang lebih begitulah yang saya rasakan.

Saya tidak menampik, kekayaan materi sangat penting dalam memulai sebuah rumah tangga.

Mulai dari biaya lamaran, resepsi dengan segala tetek bengeknya, bulan madu, tempat tinggal beserta isinya. Setidaknya hal-hal ini perlu disiapkan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Tapi apa semuanya perlu "lebih"?

Lamaran dengan hantaran yang cukup buat makan sekampung..
Mas kawin yang beratnya berkilo-kilo..
Bulan madu keliling dunia..
Resepsi megah yang rasanya ingin menyaingi pangeran inggris..
Rumah yang seperti istana dengan isi perabotan yang serba lengkap..

Mungkin bagi sebagian orang, hal ini bisa dengan mudah dipenuhi. Tapi bagi kami, hal ini membuat kami rasanya tak ingin menikah..

Ah ini cuma keluhan saya saja, pria yang belum cukup mencukupi kebutuhannya tapi ingin segera menyempurnakan agamanya..