Monday, October 31, 2022

Perjalanan menyembuhkan diri: Off Sosmed

Healing... Sepertinya hal ini sedang menjadi trend dikalangan kaum pekerja milenial. Tak terkecuali saya.

Saat ini jadwal pekerjaan sedang begitu padat sehingga tidak memungkinkan saya untuk mengambil cuti panjang untuk berjalan-jalan.  Akhirnya saya memilih untuk  melakukan sedikit hal kecil yang diluar kebiasaan saya tiap harinya. Sekedar melewati rute yang berbeda saat commuting kerja atau mencoba makanan di tempat baru. 

Sayangnya cara tersebut sepertinya tidak begitu membantu. Lalu saya melihat sebuah postingan di Instagram yang bertuliskan 

"Kalo kamu ngerasa lagi down, lagi cape sama permasalahan hidupmu, coba deh sesekali kamu off sosmed. self talk, me time, jalan², cari hobby yg baru, pokoknya harus sibukin diri di real life sampe kamu lupa sama sosmed, seriusan deh itu adalah salah satu self healing paling ampuh."

Well, sepertinya sudah lama saya tidak off sosmed. Dulu pernah saya begitu addict sekali dengan Facebook & Twitter hingga saya memutuskan untuk stop membukanya selama 1 bulan dan setelah itu saya bisa lepas dari ketergantungan pada media tersebut. 

Saya sadari banyak waktu yang saya habiskan dengan membuka Instagram. Melihat story orang lain atau sekedar scorolling reels. Saat bosan atau iddle, saya pasti membuka Instagram. Mungkin tanpa disadari hal ini berpengaruh terhadap kondisi saya. 

Saya akan coba untuk off dari sosial media yang saya miliki dengan target awal dua minggu. Semoga hal ini bisa memberikan efek positif terhadap penyembuhan diri saya.


 


Wednesday, August 3, 2022

Keputusan

Hari itu saya mengantuk sekali saat perjalanan ke kantor. Saya sampai salah naik jurusan bus Transjakarta & tertidur didalamnya. Saat bangun, sudah jauh dari tujuan saya. Biasanya saya akan diam dahulu & berpikir akan turun dimana, tapi saat itu saya merasa harus segera mengambil keputusan. Jadi saya langsung turun di halte terdekat lalu berpindah ke bus lain tanpa mengecek detail rutenya. Alhasil, saya kembali salah naik bus. 

Bus tersebut sebenarnya akan melewati satu halte yang berjarak 15 menit jalan kaki untuk menuju kantor saya. Kali ini saya tidak segera mengambil keputusan dan berpikir kalau nanti akan melewati halte lain yang bisa berpindah ke halte yang lebih dekat. Nyatanya, saya malah memakan waktu 1 jam lebih lama untuk tiba dikantor.

Jadi mana yang lebih tepat? Segera bertindak atau berpikir tenang terlebih dahulu. Sepertinya cukup sulit untuk mencari titik tengahnya. Kita bisa saja bertindak cepat untuk sesuatu asalkan sudah jelas ilmu & pengetahuan disana. Boleh juga berpikir terlebih dahulu, tapi juga harus disertai untuk keberanian mengambil resiko.

Tentang Resign

Hari ini dalam perjalanan ke kantor, saya marah dengan diri saya sendiri. "Pokoknya saya ingin resign! Persetan nanti mau bagaimana!" batin saya.

Lalu pandangan saya tanpa sengaja tertuju pada seorang driver ojek online yang sedang berhenti dipinggir jalan. Rambut & alis sudah putih. Dari kerut wajahnya, mungkin umurnya sudah diatas 60 tahun. 

"Hebat sekali kakek ini, sudah tua tapi masih berpanas-panasan bekerja. Apa yang dia cari?
Apa tidak ada keluarganya? Diumur segini seharusnya dia dirumah saja menikmati hidupnya. 
Apa dia bahagia?"

Saya jadi merasa malu pada diri sendiri yang sudah merasa muak untuk bekerja.

Thursday, June 23, 2022

Berapa banyak orang yang saya ajak bicara dalam hari?

Manusia memang mengagumkan...

Saya teringat sebuah film Jepang yang menceritakan pasangan berusia lanjut yang menginap di sebuah hotel sekaligus Toko roti. Si nenek yang sepanjang hidupnya tidak pernah menyukai roti, secara tidak terduga mau mencoba roti di toko tersebut & menyukainya. Bisa jadi kita baru mengetahui sesuatu tentang diri kita di usia yang sudah lanjut.

Dan saya akhir-akhir ini juga baru mengetahui beberapa hal tentang diri saya. Saat SMP, saya sudah menyadari diri saya seorang Introvert. Lalu saat memasuki dunia kerja, saya mengetahui bahwa saya mengalami social anxiety (kecemasan sosial). Dan baru-baru ini saya baru menyadari bahwa ada beberapa gejala didalam diri saya yang menunjukan bahwa saya mengalami Avoidant personality disorder (Gangguan kepribadian menghindar). Saya merasa bahwa eksplorasi tentang diri kita sendiri sepertinya tidak akan ada akhirnya.

Karena hal itu, saya mencoba iseng-iseng untuk menghitung berapa orang sih yang saya ajak bicara dalam satu hari kemudian menjadikan datanya dalam bentuk grafik dibawah;



Jika dilihat, saat hari kerja rata-rata saya berkomunikasi dengan ± 30 orang. Dan terlihat hari Rabu menunjukan penuruan yang significant. Saya tafsirkan hari Rabu menjadi hari yang paling sibuk sehingga saya menjadi lebih sedikit berkomunikasi.

Grafik kuning menunjukan hari libur/cuti. Jelas saya jadi lebih sedikit karena biasanya hanya dirumah atau hanya jalan-jalan bersama istri. 

Well, dibanding orang normal, rasanya memang angka tiap harinya lebih sedikit. Ingin rasanya bisa tembus sampai minimal 50 orang tiap harinya.








Sunday, March 13, 2022

Chuunibyou & masa kecilku

Berawal dari ngobrol dengan istri, saya menceritakan bahwa sedari kecil saya seringkali berkhayal dalam kepala saya bahwa saya adalah tokoh utama dalam cerita yang saya tonton sebelumnya. Misalnya saya adalah seorang anggota Power ranger, atau seorang Kamen Rider, atau Ninja yang sedang menjalankan sebuah misi rahasia. Kebiasaan ini sudah saya lakukan sejak kecil hingga saat ini. Kebanyakan cerita yang saya khayalkan berasal dari cerita superhero Jepang.

Setelah saya ingat, mungkin saya melakukannya karena saat keci saya tidak banyak punya teman dan lebih sering menonton televisi. Mungkin saya melakukan ini sebagai bentuk pelarian dari rasa kesepian yang saya alami. Saya pun memasukan teman saya di dunia nyata untuk menjadi tokoh pendukung dalam cerita khayalan tersebut. Saya bahkan pernah berpikir bahwa saat besar nanti saya ingin menjadi sutradara karena rasanya cerita yang saya khayalkan sangat menarik.

Beberapa kali saya pernah bercerita tentang kebiasaan ini ke orang-orang terdekat tapi rasanya tidak ada yang mengerti. Hingga akhirnya istri saya yang bilang bahwa saya ini Chuunibyou.

Setelah saya cari, arti dari Chuunibyou adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang pada usia kurang lebih 14 tahun yang bersikap sok tahu, dan berpikir seolah-olah mereka memiliki kekuatan khusus. Bahkan ada anime yang berjudul Chuunibyou Demo Koi Ga Shitai yang menjelaskan kondisi tersebut dengan cara yang menyenangkan.

Saya sangat relate dengan anime tersebut, walaupun tidak sampai ke tahapan se-ekstim tokoh disana. 

Apakah kondisi ini mengganggu? Sejauh ini sih rasanya tidak. Saat ini saya hanya melakukan saat benar-benar bengong, atau menjelang tidur. Terakhir Chuunibyou yang saya buat adalah saya & seorang teman saya adalah assasin terlatih yang bertugas untuk melawan mafia & melakukan pertarungan jarak dekat di dalam sebuah gerbong kereta.

Menarik juga ya mengetahui kondisi diri kita saat umur dewasa begini. πŸ˜…





Friday, February 18, 2022

Hobi: Kehilangan E-money

Karena saya pengguna aktif dari angkutan umum, E-money jadi barang yang wajib dibawa. Enak kan tinggal tap saja. Tapi sepertinya saya harus lebih hati-hati nih, karena sudah seringkali E-money saya hilang. Untungnya dalam kondisi dimana saya masih ada backup e-moneynya.

1. E-money Jatuh di Grab Car
Ini terjadi saat perjalanan ke rumah Mertua. Saya yakin sekali sih jatuh di mobil itu, tapi setelah saya tanya supirnya, dia bilang tidak menemukannya. Ya sudah deh, percaya saja

2. E-money ketinggalan di Mesin ATM setelah Top up
E-money baru banget di beli. Dan saya langsung topup Rp 200.000 di mesin ATM, eh malah ketinggalan gak diambil lagi. Rugi bandar nih!

3. E-money jatuh di jalan
Ini sepertinya hatuh di perjalanan pulang kantor. Eh lucunya setelah hampir sebulan, ada nomor yang menghubungi saya dan bilang dia menemukan kartu E-money tersebut di Mall PGC. Memang saya menempelkan nama * nomor telpon di kartu tersebut. Waduh sepertinya ada yang menemukan, eh dia jatuhin juga. Karena malas ambil dan saldonya juga gak tahu sisa berapa, ya sudah deh buat mbaknya saja.

4. E-money hilang barengan Hape
Paling parah! Hp saya kecopten di Halte Busway, dan karena E-money saya diselipkan di case belakang HP, jadi ikutan hilang deh. Semoga yang nyopet dapat hidayah untuk mengembalikan sekalian Hp-nya ya.

5. E-money jatuh di jalan (lagi)
Yang paling anyar, E-money saya sepertinya jatuh lagi di area stasiun KRL Tanjung Priuk saat menuju ke tempat customer. Udah ditempelin nomor hape juga sih, tapi ya yang menemukan kan gak tahu juga ya orang seperti apa.

Semoga gak kejadian lagi deh. Karena sering begitu, saya jadi isi sedikit2 saja saldonya via NFC di HP.

Work From Home

Setelah WFH pada gelombang covid19 yang pertama dan kedua, di gelombang ketiga ini saya akhirnya WFH lagi. Sebenarnya kantor tidak memberlakukan WFH, tapi karena sebelumnya saya mengambil cuti lalu saya terkena covid19 dan harus isoman selama 10 hari, akhirnya saya sudah tidak ke kantor mulai tanggal 20 Januari hingga hari ini (18 Februari 2022). Hampir sebulan.

Hmm menurut saya sih, WFH jauh lebih efektif dibandikan harus commute tiap hari ke kantor. Bagi saya yang Introvert banget, WFH setidaknya menghilangkan distraksi-distraksi yang tidak perlu. Saya pun bisa menyesuaikan load kerja dan menambahkan jam kerja jika perlu. Hal yang akan sulit dilakukan jika harus bekerja di kantor.

Jadi kepikiran sepertinya remote working ini memang lebih cocok untuk saya. Tapi kantor saat ini sepertinya ingin cepat-cepat segera WFO. Jadi bagaimana ya?

My timeline


Sebuah kutipan dari Buku "Hidup minimalis ala orang Jepang" yang terasa membunyikan lonceng dengan keras di hati saya. Ini hal yang sekarang saya rasakan. Mengapa hidup kami bisa menjadi begitu berbeda?

Adakah "shortcut" untuk mengejar ketertinggalan tersebut?


Friday, February 4, 2022

Inovasi

Hati saya tersentak saat tidak sengaja mendengar sebuah podcast

"Sudah berapa banyak inovasi yang dikeluarkan dalam 22-23 bulan terakhir ini?"

Ya kurang lebih sudah selama itu kita hidup dalam masa pandemi ini.

Saya dulu sempat seperti mahasiswa fresh graduate pada umumnya. Terinpirasi dengan kisah-kisah Elon Musk, Steve Jobs, Zuckerberk, dll. Ingin banget kerja di startup keren yang punya misi mengubah dunia. Bahkan saya sempat membuat mockup kartu nama perusahaan sendiri yang bernama "Next Innovation" 
(Nama itu terinspirasi dari serial drama Jepang Rich Man Poor Woman)


Sampai saat ini, dengan sebegitu banyak waktu luang yang ada, rasanya belum ada satu hal pun yang saya pantas sebut sebagai sebuah inovasi.




Wednesday, February 2, 2022

Pengalaman Positif covid-19

Disaat gelombang ketiga Covid-19 mulai melanda Indonesia dengan varian Omricon-nya, saya & istri ikut rombongan keluarga ke Jawa Timur untuk menghadiri pernikahan sepupu saya.

Sepulang dari sana, saya dan istri mengalami demam dan batuk kering. 

Untuk demam, gejala yang saya alami lebih parah dimana badan-badan saya sakita semua sampai tidak kuat untuk sekedar duduk didepan laptop.

Awalnya saya pikir ini hanya sakit biasa karena kelelahan. Tapi setelah mengecek gejalanya yang sangat mirip dengan orang yang terjangkit varian omricon akhirnya saya swab antigen dan hasilnya positif.
Dan 2 hari kemudian untuk meyakinkan diri, saya & istri kembali PCR dan hasil saya tetap positif. Hamdalah hasil istri negatif.



Berkat informasi dari HRD kantor, akhirnya saya menelpon KlikDokter untuk mendapatkan layanan telemedisin dan akhirnya mendapatkan obat dari pemerintah.



Tidak menyangka sih kalau saya akan terkena covid-19 ini, karena pada gelombang 1 & 2 sebelumnya saya baik-baik saja. Untung gejala yang saya alami tergolong ringan. Alhasil beberapa hari ini saya melakukan isolasi mandiri dan WFH di rumah. Blessing in disguise? 

Sunday, January 9, 2022

Wisata Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View. Mana yang paling baik?

Jadi minggu kemarin, saya ambil cuti 3 hari untuk liburan ke puncak bersama istri. Salah satu agenda utama kali ini adalah mengunjungi semua Wisata Cimory yang ada di kawasan puncak, terutama istri yang ingin belanja susu khas Cimory.

1. Cimory Riverside
Diantara ketiganya, ini paling recommended bagi saya. Kamu bisa menikmati makan di resto-nya sambil menikmati suasana dipinggiran sungai. Oya, menurut saya semua menu makanan berat disini biasa saja rasanya dan harganya overpriced, jadi mendingan kamu nyemil-nyemil aja atau makan desser disini.

\


Poin plus disini adanya Cimory Forest Walk jadi kita bisa jalan-jalan santai sambil menikmati udara yang sejuk & suara gemericik air sungai

2.  Cimory Diary Land
Ini Cimory paling baru. Sebenernya saya disini tidak sampai masuk ke wahana utamanya karena sudah lelah & niatan memang cuma mampir untuk membeli oleh-oleh dijalan pulang, jadinya kami hanya belanja & jajan gelatto saja (*yang harganya mahal)

Untuk wahananya sendiri, dari yang saya lihat di web sih sepertinya cocoj buat keluarga yang punya anak kecil. Apalagi tempat ini masih baru, jadi masih bagus & terawat fasilitasnya




3. Cimory Mountain View
Kami datang kesini malam hari, jadi tempatnya sudah lumayan sepi. Disini kami memilih untuk makan dessert saja karena menunya sama persis dengan Cimory Riverside. Kami memilih duduk dibangku bagian pinggir agar bisa sekalian menikmati pemandangan. Tapi yang keliatan hanya gelap saja, hehehe. Kayaknya kalau mau kesini mending sore-sore saja jadi masih bisa dapat view-nya.



Jadi kesimpulannya sih kayaknya saya gak akan balik lagi ke Cimory ini. Harga makanannya overpriced & produk Cimorynya pun sudah bisa kita temui di supermarket. Nah terus ke puncak mau kemana lagi ya jadinya?

Sunday, November 28, 2021

Ke puncak (Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch) naik angkot

Kalau kalian pengen ke daerah wisata puncak tapi gak punya kendaraan pribadi atau lagi males & capek bawa kendaraan sendiri, bisa coba nih ke puncak naik angkot. Rutenya gampang kok

1. Dari stasiun terdekat di daerah rumah kamu naik KRL (Commuter line) dengan tujuan akhir Stasiun Bogor
(Tarif Rp 3000-13.000, tergantung stasiun awal kamu)


2. Keluar stasiun Bogor, naik Angkot 02 Warna Hijau Strip Orange tujuan Sukasari. Bilang aja sama abangnya mau lanjut naik angkot biru yang ke puncak.
(Tarif Rp 5000)


3. Dari Sukasari, naik angkot biru tujuan Cisarua
(Tarif Rp 10.000)


Angkot biru ini akan melewati beberapa tempat wisata di daerah puncak antara lain Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch. Tinggal liat di Google maps aja deh kamu mau turun dimana.

Untuk arah pulangnya, kamu bisa naik angkot yang sama juga.


Nah kalau kamu mau lanjut ke arah Masjid Atta'Awun Puncak, Warpat, Kebun Teh,  Puncak Pass sampai ke Cipanas, kamu harus naik angkot biru yang tadi sampai paling akhir, lalu lanjut naik angkot kuning strip pink ini ya.




Sunday, November 7, 2021

Day-5:
Setelah perjalanan 4 hari yang panjang, akhirnya dihari yang ke-lima, saya bisa mulai bekerja. Bersama dengan tim disana yang ramah dan beban kerja yang tidak terlalu berat, pekerjaan terasa menyenangkan. Sayang karena banyaknya prosedur dan hal lain yang tidak siap, pekerjaan tidak bisa saya selesaikan dalam satu hari. Hari itupun saya menunggu tim lain bekerja hingga jam 10 malam baru sampai di penginapan.



Day-6:
Sebenernya bekerja disini menyenangkan, tapi pekerjaan yang lain sudah menuntut untuk dikerjakan kembali hingga saya memaksakan agar hari itu pekerjaan di pulau laut ini bisa selesai. Alhamdulilah, semua berjalan lancar. Hari itupun saya kembali ke penginapan cukup malam.



Day-7:
Perjalanan pulang dimulai. Pagi hari saya kembali naik travel dari penginapan karet ke pelabuhan Tanjung serdang. Kali ini angkutannya beruapa mobil pickup yang dimodifikasi menjadi mobil penumpang. Untunglah saya duduk di bangku depan. Di pelabuhan Tanjung serdang, saya meeting sambil menunggu hujan reda. Saya sempat berlari-lari saat hujan untuk mengejar kapal yang akan berangkat, sayangnya kapaalnya keburu jalan. Tapi tak lama, kapal lainnya datang. Diatas kapal saya sempat jajan pentol ikan karena belum makan siang. Sepertinya pentol adalah jajanan khas daerah sini. karena banyak banget yang jualan. Sampai pelabuhan batu licin saya minta dijemput sama travel biar langsung diantar ke tempat pangkalannya. Kurang lebih saya menunggu 3 jam disana. Perjalanan ke Banjarmasin memakan waktu kurang lebih 8 jam. Capek poll deh, apalagi harus mengantar penumpang-penumpang yang lain dulu. Di Banjarmasin, saya menginap di Treepark Hotel. Hotelnya lumayan bagus dan ramai juga menjelang weekend.




Day-8:
Pagi hari saya berjalan kaki dari hote ke Klinik Tirta Medika yang berjarak 500m dari hotel tapi ternyata disini sudah tidak lagi menyediakan layanan PCR. Saya pun memesan gojek dan sialnya saya memilih titik yang salah. Jadi saya harus berjalan kaki kembali ke tempat PCR. Disanapun saya mengantri cukup lama hingga tengah hari saya baru kembali ke hotel. 

Mendung

Late Lunch


Dan sore harinya, Brak! Hp kantor yang harus segera saya kembalikan jatuh dan pecah layarnya. Cari-cari di google, disini ada I-colour, jadi saya kesana deh untuk ganti LCD. Ternyata harganya lebih mahal dari info di Instagramnya. Yah untungnya terbayar dengan pelayan yang cukup profesional.


Day-9:
Hamdalah, PCR saya negatif & tiket pulang sudah didapatkan. Setelah checkout, saya memesan Grab ke Bandara. Saat ingin mendarat di Bandara Soekarno Hatta, kondisi hujan deras. Pesawat bergoyang-goyang kuat dan batal mendarat. Tiba-tiba saya merasakan takut sekali. Pasrah. Saya paksakan saja untuk memejamkan mata. Berdoa. Setelah satu jam berputar-putar diatas, pesawat akhirnya bisa mendarat. Saya bisa sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah. 


A Journey To Remember: Pulau Laut, Kalimantan Selatan Part-1

Sudah 7 bulan saya tidak keluar kota, karena saat ini saya lebih sering menugaskan tim lain. Tapi karena saat itu semua personel sedang sibuk dan juga pekerjaan ini sepertinya akan lebih cepat kalau saya yang mengerjakan, akhirnya saya yang berangkat.

Day-1:
Saya naik pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sultan Hasanuddin untuk transit, lalu dilanjutkan ke Bandara Gusti Sjamsir Alam KotaBaru. 


Saat keluar Bandara Kotabaru, saya bingung mau naik apa ke Pelabuhan. Tiba-tiba ada pengurus Bandara yang mendekati saya & menanyakan mau kemana tujuan saya. Disini sepertinya saya tertipu, saya diminta membayar Rp350 ribu untuk taksi dari Bandara ke Pelabuhan Fery Tanjung Serdang yang perjalanannya hanya sekitar 1 jam. Pokoknya jangan mau deh kalau ditawarin sama supir taksi yang gemuk & brewokan. 

Sesampai di Pelabuhan Tanjung Serdang, cukup membayar Rp8000 saja untuk naik Fery ke Kotabaru yang memakan waktu ± 1 jam. Tujuan saya berikutnya adalah ke Taman Kota untuk menunggu travel yang ke arah Angsana. Dari Pelabuhan batu licin, saya harus berjalan kurang lebih 200 meter ke pangkalan ojek dan membayar Rp 20.000 untuk ke Taman Kota.


Apes. Sepatu safety saya solnya rusak. Untung saja saya bawa sendal jepit.
Disini saya menunggu dari jam 2 siang sampai 7 malam untuk naik travel. Parah banget deh pokoknya kalau janjian sama travel disini, mundur-mundur terus jadwalnya. Sampai-sampai si pemilik travel menjemput saya di taman kota agar bisa menunggu di pangkalan travel saja. Apes lagi, turun dari motor, celana saya tersangkut di motor, walhasil saya jatuh gilinding-gelinding. πŸ˜‚


Perjalanan dari Batulicin ke Angsana memakan waktu kurang lebih 3 jam. Di angsana, saya menginap di Penginapan Susan Dua Putri. Harga RP 250k/malam. Harga yang mahal untuk kamar yang seadanya, AC kurang dingin, tanpa meja & kuris kerja, sarapan hanya porsi nasi kecil plus telur dadar. Tapi mau bagaimana lagi, tidak banyak pilihan tempat menginap disana.



Day-2:
Tak banyak yang saya lakukan di penginapan ini, hanya beli makan siang & tidur-tiduran saja untuk isolasi mandiri.

Day-3:
Pagi hari saya berjalan kaki dari penginapan ke Klinik Tirta Medika yang berjarak ± 1.2 KM untuk test PCR. Menyesal sekali saya tidak datang lebih pagi karena ternyata ada opsi hasil PCR sameday jika datang sebelum jam 10 pagi.
Sore harinya, saya kembali naik travel ke Batu Licin. Rencana awalnya ingin menyebrang langsung ke Tanjung Serdang, tapi karena kesorean,akhirnya saya menginap dahulu di Hotel Cahaya Inn. Hotel ini tergolong bagus dan juga masih baru. Harga kamar saat itu RP 290k/malam. Yang paling suka, akhirnya ada meja dan kuris untuk saya bisa bekerja


Day-4: 
Siang hari saya menumpang naik motor orang hotel diantar ke pelabuhan Batu licin untuk naik fery kembali. 
Dari Pelabuhan tanjung Serdang, saya harus naik mobil travel kembali untuk menuju daerah Lontar. Perjalanannya ± 4 jam dan sungguh melelahkan karena jalanannya banyak yang rusak plus banyak genangan karena habis hujan.

Di lontar, saya menginap di Penginapan Karet. Harga kamar saat itu RP 275k/malam. Saya mendapat yang twin bed karena kamar yang lain penuh. Penginapan ini bentuknya seperti kontrakan petakan. Sudah ada AC, sayang tidak ada meja kerja (siapa yang mau jauh-jauh kesini untuk kerja di dalam kamar kan?). Suasana sekitar sangat cozzy. Perjalanan yang melelahkan lumayan terbayarkan.





Lanjut ke part-2 ya...

Monday, September 27, 2021

COMIFURO 2021: Introvert-Nyan



Ya walaupun cuma online dan hanya daftar karena bingung dan riweuh sama kerjaan, setiaknya bisa terdaftar sebagai peserta COMIFURO 2021 πŸ˜†

Sunday, August 29, 2021

Akun instagram @Glitch.Auction Penipu Jual Barang KW

Jangan pernah beli barang di instagram @Glitch.Auction Seller penipu. 
Jual barang KW dibilang asli!


Jadi ceritanya saya follow sebuah akun lelang @


Wednesday, August 4, 2021

We didn't do anything wrong, but somehow, we lost...

Kalimat tersebut mungkin tepat untuk menggambarkan perasaan saya sekarang. Rasanya, saya tidak melakukan kesalahan apapun, tapi saat saya sadar, teman-teman saya sudah hilang.

Terasa miris saat ada yang bertanya, "Loh elu udah gak pernah kontak sama dia lagi? Katanya dulu kalian sahabat."

Saya memang berprinsip untuk tidak pernah meng-attach diri saya dengan orang lain, apalagi bergantung pada orang lain. Take it or leave it. Itu prinsip saya.

Saya lebih memilih berjalan cepat sendiri dibandingkan berjalan bersama-sama untuk suatu tujuan yang jauh.

Saya memilih untuk kukuh mengikuti prinsip saya dibandingkan mendengar saran orang lain

Ya, itu mungkin kesalahan saya.

Tapi kamu sudah biasa seperti itu kan tuan serigala tua?

Cuan

Entah kenapa saya jadi sebal dengar kata-kata cuan.
Apa-apa harus cuan
Gak cuan, Gak cuy, Gak skuy.

Padahal saya orang yang suka banget sama uang, tapi ya gak gitu-gitu juga ah.

Tuesday, July 20, 2021

What Scares You The Most?

Akhir-akhir ini rasanya tiap hari saya melihat kabar duka di lini masa dari orang yang saya kenal. Yang membuat lebih menakutkan, beberapa diantaranya saya kenal langsung dan seumuran dengan saya.

What Scares Me The Most?

Dulu saya berpikir bahwa saya tidak akan kuat jika ditinggalkan duluan oleh orang yang saya sayangi. Jadi saya kadang berpikir lebih baik saya yang duluan saja.

Tapi setelah memiliki keluarga sendiri, saya jadi berpikir ,
 "Jika saya pergi, apa istri saya akan baik-baik saja?
Apa keluarga saya akan baik-baik saja?"

Kematian jelas bukan sebuah akhir. Sebuah perjalanan di alam baru bagi yang pergi. Dan bagi yang ditinggalkan, jelas mereka harus bisa melanjutkan hidup dan beradaptasi dengan kondisi itu.

Naif sekali dulu saya bisa berpikir seperti itu. 

Tidak semudah itu bung!


Second Wave Covid-19 Indonesia

Lah ternyata kejadian beneran?

Awalnya gak nyangka sih kalau 2nd ware covid-19 bakal beneran melanda Indonesia karena kasus covid19 sudah mulai mereda plus vaksin juga sedang digalakan. Jakarta juga sudah mulai macet kayak biasa. Mall sudah mulai ramai. Plus kerjaan juga udah ampun-ampunan deh sibuknya.

Tapi tiba-tiba akhirnya PPKM Darurat diterapkan pemerintah selama bulan Juli 2021 ini. Bahkan kali ini lebih ketat daripada PSBB sebelumnya. Jalan-jalan di Jakarta banyak di sekat. Untuk naik transportasi umum harus menunjukan surat keterangan. 

Saya pun sudah hampir sebulan WFH dan beneran gak pergi kemana-mana. Mulai berasa kayak tahanan sih tiap hari bangun, kerja, lalu tidur lagi. Bahkan di Sabtu Minggu juga begitu aja kegiatannya.

Rada nyesel juga gak bisa manfaatin kesempatan ini untuk improvisasi diri, dengan excuse kerjaan yang emang lagi kejam banget.

So, what next?




Sunday, July 18, 2021

Staycation Hotel Murah di Oyo Collection O 7 Hotel Melawai

Kali ini mau nyobain staycation yang murah aja, cari-cari di Oyo dapet Collection O 7 Hotel Melawai Tempatnya di dekat Blok M.

Pas kesana, agak kaget sih ternyata hotelnya tua gitu. Plus ada accident kecil gitu. Jadi setelah saya checkin, pas saya mau buka pintu kamarnya, ternyata itu kamarnya udah ada orang dong. Gimana ini sih reseptionistnya. Akhirnya saya komplain dan diberikan kamar yang lain.

Untuk kamar hotelnya, karena saya dapet yang baru di renovasi, jadi lumayan oke lah.
Cuma belum ada teko pemanas air, dam mini fridge-nya.

Pintu kamar

Kulkas mininya belum ada


Kamarnya baru di renovasi, masih bagus dan bersih


Overall kalau dapat harganya under 200k gini udah nyaman banget

Old Draft: Dark side of Me

Kayaknya draft postingan ini saya buat pas lagi down banget kali ya. Tapi gak inget sih momentnya pas lagi kenapa, hehehe

================================================


“But the worst enemy you can meet will always be yourself..."


Always.. Always...
I always ...

Sometimes even the devil on my shoulder asks "What the f*ck are you doing?"

The best way to beat a monster is to find a scarier one.

It's hard to get rid of the demons inside you. Because they were holding you when nobody else did.

Staycation di Hotel Kuretakeso Kemang

Dan....kembali lagi punya hobi yang menguras kantong, staycation. -_-"

Gegaranya sekarang udah gak ada temen lagi yang bisa diajak jalan-jalan ke luar kota dan pas lagi dinas kerja pun udah jarang banget dapat nginep di hotel. Mau liburan yang jauh pun, gak ada waktunya. Akhirnya ya demi bisa menikmati suasana tenang sendirian plus lepas dari hiruk pikuk rumah yang kayak kapal pecah, staycation di hotel sekitaran Jakarta jadi pilihan.

Kali ini nyobain staycation di Hotel Kuretakeso yang ada di kawasan Kemang. Tertarik sama hotel ini sih karena tema hotelnya yang "Japanese" gitu plus pengen berendem di air panas.

Akhirnya setelah cari-cari di situs booking online, dapat dengan harga 580 ribuan (harga normalnya sekitar 780 ribuan) di https://misteraladin.com/

Datang ke Hotel pas jam 2 siang. Pelayanan resepsionisnya ramah dan cepat, room pun sudah ready. Di Lobbynya kita bisa minum welcome drink-nya berupa Ocha dingin.

Kamarnya bisa dibilang lumayan kecil, cuma dengan arsitektur yang pas jadi cukup nyaman. Furniturenya memang berasa nuansa jepang dengan sentuhan lukisan di berbagai sisi lorong dan kamar. Paling juara sih dengan kamar harga segini, kamarnya udah ada bathub-nya, meski bathubnya tergolong kecil jadi kaki kita mesti agak nekuk dikit tapi udah worth banget lah.

Oya disini ada onsennya, sayangnya pas gw mau nyoba lagi rame banget. Agak kaget pas masuk roomnya banyak banget cowok yang semi naked gitu mau pada ganti baju.

Sarapannya, eng... saya telat banget bangunnya jadi pas ke restaurantnya (lantai paling atas) udah mau beberes tapi nyobain beberapa yang masih ada. Ada menu makanan Indonesia dan Jepang. Juara sih miso soup-nya, enak banget. Worth it banget sih buat harga segini.

Gantungan bajunya minimalis, tidak ada lemari di kamar

Meja kerja plus ada water pot-nya

Jam sekaligus wireless charger

Lukisan dengan nuansa Jepang di lorong menuju kamar

Tombol lift dengan tulisan kanji

Bed cukup nyaman dengan sentuhan nuansa Jepang

Real Hidden Gem Rummah Go'a Dik Doang

Bosen liat feeds di instagram yang bilang cafe ini itu Hidden gem lah, padahal cuma modal interior bergaya industrial atau tropical yang saat ini jadi standar design cofe shop di sekitaran Jakarta.

Nah pas liat ada postingan tentang tempat ini, kok kayaknya beda ya. Beneran kerasa Hidden Gem karena tempatnya yang beneran outdoor dan asri banget. Plus tempatnya masih dalam jangkauan jalan kaki dari stasiun Jurangmangu. Rummah Goa namanya. Dan ternyata tempat ini punyanya Dik Doang yang emang nyentik jug orangnya.

Kebetulan lagi kepengen juga makan sushi, akhirnya kami  mampir ke Mall Bintaro Exchange dulu yang deket dari Stasiun Jurangmangu juga. Seperti biasa kami ke Genki Sushi karena ada promo diskon dari Fave, but unfortunatelly ternyata diskonnya cuma berlaku di weekdays, jadinya harus beli promo yang lain deh. Dan istri ternyata masih laper, jadi mampir lagi ke Merugame Udon.

Genki Sushi

Setelah itu kami jalan kaki ke Stasiun Jurangmangu, tapi kok dicari-cari ini tempat kok gak ketemu ya. Nanya-nanya orang disekitar stasiun juga gak ada yang tahu.

Eh saya liat ada jalan kecil yang kayaknya menuju somewhere, jadi saya coba deh telusuri jalan ini dan suruh istri tunggu sebentar. Dan ternyata benar itu jalannya.

Jadi dari Stasiun Jurangmangu, kita keluar pintu yang arah ke parkiran mobil, habis itu bakal liat ada jalan kecil dengan plafon disepanjang jalannya, ikuti aja jalan itu terus, nanti pintu masuknya tempat ini ada di sebelah kiri.

Jalan dari Stasiun

Pas liat tempatnya, Wah, ini baru beneran hidden gem. Unik banget sih. Vibenya terasa ala-ala Bali gitu karena banyak patung dan artwork lain. Tempat duduknya juga unik karena terpisah-pisah dengan jarak yang jauh. Jadi cocok deh buat masa pandemi gini.




Kami memilih duduk di meja yang terbuat dari bekas mesin jahit, sambil bisa melihat pemandangan kereta yang lewat. Untung kami datangnya sudah sore, kalau siang kayaknya bakal terasa panas karena ini outdoor beneran.

Berasa jadi tukang jahit
 

Menunya juga murah-murah.Rasa dan porsinya oke untuk harganya. Gak terasa nyesel sih ngeluarin uang segitu. Kami memesan mie ayam, burger & teh botol.



Beneran nyaman banget sih temopatnya buat ngobrol sambil ngemil-ngemil santai. Kami disini sampai jam 7-an malam. Ada musholanya juga jadi aman deh buat sholat. Nah jalan balik ke stasiunnya pas malam gini ternyata gelap banget. Kalau sendirian harus hati-hati ya, hehehe