Sunday, November 28, 2021

Ke puncak (Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch) naik angkot

Kalau kalian pengen ke daerah wisata puncak tapi gak punya kendaraan pribadi atau lagi males & capek bawa kendaraan sendiri, bisa coba nih ke puncak naik angkot. Rutenya gampang kok

1. Dari stasiun terdekat di daerah rumah kamu naik KRL (Commuter line) dengan tujuan akhir Stasiun Bogor
(Tarif Rp 3000-13.000, tergantung stasiun awal kamu)


2. Keluar stasiun Bogor, naik Angkot 02 Warna Hijau Strip Orange tujuan Sukasari. Bilang aja sama abangnya mau lanjut naik angkot biru yang ke puncak.
(Tarif Rp 5000)


3. Dari Sukasari, naik angkot biru tujuan Cisarua
(Tarif Rp 10.000)


Angkot biru ini akan melewati beberapa tempat wisata di daerah puncak antara lain Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch. Tinggal liat di Google maps aja deh kamu mau turun dimana.

Untuk arah pulangnya, kamu bisa naik angkot yang sama juga.


Nah kalau kamu mau lanjut ke arah Masjid Atta'Awun Puncak, Warpat, Kebun Teh,  Puncak Pass sampai ke Cipanas, kamu harus naik angkot biru yang tadi sampai paling akhir, lalu lanjut naik angkot kuning strip pink ini ya.




Sunday, November 7, 2021

Day-5:
Setelah perjalanan 4 hari yang panjang, akhirnya dihari yang ke-lima, saya bisa mulai bekerja. Bersama dengan tim disana yang ramah dan beban kerja yang tidak terlalu berat, pekerjaan terasa menyenangkan. Sayang karena banyaknya prosedur dan hal lain yang tidak siap, pekerjaan tidak bisa saya selesaikan dalam satu hari. Hari itupun saya menunggu tim lain bekerja hingga jam 10 malam baru sampai di penginapan.



Day-6:
Sebenernya bekerja disini menyenangkan, tapi pekerjaan yang lain sudah menuntut untuk dikerjakan kembali hingga saya memaksakan agar hari itu pekerjaan di pulau laut ini bisa selesai. Alhamdulilah, semua berjalan lancar. Hari itupun saya kembali ke penginapan cukup malam.



Day-7:
Perjalanan pulang dimulai. Pagi hari saya kembali naik travel dari penginapan karet ke pelabuhan Tanjung serdang. Kali ini angkutannya beruapa mobil pickup yang dimodifikasi menjadi mobil penumpang. Untunglah saya duduk di bangku depan. Di pelabuhan Tanjung serdang, saya meeting sambil menunggu hujan reda. Saya sempat berlari-lari saat hujan untuk mengejar kapal yang akan berangkat, sayangnya kapaalnya keburu jalan. Tapi tak lama, kapal lainnya datang. Diatas kapal saya sempat jajan pentol ikan karena belum makan siang. Sepertinya pentol adalah jajanan khas daerah sini. karena banyak banget yang jualan. Sampai pelabuhan batu licin saya minta dijemput sama travel biar langsung diantar ke tempat pangkalannya. Kurang lebih saya menunggu 3 jam disana. Perjalanan ke Banjarmasin memakan waktu kurang lebih 8 jam. Capek poll deh, apalagi harus mengantar penumpang-penumpang yang lain dulu. Di Banjarmasin, saya menginap di Treepark Hotel. Hotelnya lumayan bagus dan ramai juga menjelang weekend.




Day-8:
Pagi hari saya berjalan kaki dari hote ke Klinik Tirta Medika yang berjarak 500m dari hotel tapi ternyata disini sudah tidak lagi menyediakan layanan PCR. Saya pun memesan gojek dan sialnya saya memilih titik yang salah. Jadi saya harus berjalan kaki kembali ke tempat PCR. Disanapun saya mengantri cukup lama hingga tengah hari saya baru kembali ke hotel. 

Mendung

Late Lunch


Dan sore harinya, Brak! Hp kantor yang harus segera saya kembalikan jatuh dan pecah layarnya. Cari-cari di google, disini ada I-colour, jadi saya kesana deh untuk ganti LCD. Ternyata harganya lebih mahal dari info di Instagramnya. Yah untungnya terbayar dengan pelayan yang cukup profesional.


Day-9:
Hamdalah, PCR saya negatif & tiket pulang sudah didapatkan. Setelah checkout, saya memesan Grab ke Bandara. Saat ingin mendarat di Bandara Soekarno Hatta, kondisi hujan deras. Pesawat bergoyang-goyang kuat dan batal mendarat. Tiba-tiba saya merasakan takut sekali. Pasrah. Saya paksakan saja untuk memejamkan mata. Berdoa. Setelah satu jam berputar-putar diatas, pesawat akhirnya bisa mendarat. Saya bisa sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah. 


A Journey To Remember: Pulau Laut, Kalimantan Selatan Part-1

Sudah 7 bulan saya tidak keluar kota, karena saat ini saya lebih sering menugaskan tim lain. Tapi karena saat itu semua personel sedang sibuk dan juga pekerjaan ini sepertinya akan lebih cepat kalau saya yang mengerjakan, akhirnya saya yang berangkat.

Day-1:
Saya naik pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sultan Hasanuddin untuk transit, lalu dilanjutkan ke Bandara Gusti Sjamsir Alam KotaBaru. 


Saat keluar Bandara Kotabaru, saya bingung mau naik apa ke Pelabuhan. Tiba-tiba ada pengurus Bandara yang mendekati saya & menanyakan mau kemana tujuan saya. Disini sepertinya saya tertipu, saya diminta membayar Rp350 ribu untuk taksi dari Bandara ke Pelabuhan Fery Tanjung Serdang yang perjalanannya hanya sekitar 1 jam. Pokoknya jangan mau deh kalau ditawarin sama supir taksi yang gemuk & brewokan. 

Sesampai di Pelabuhan Tanjung Serdang, cukup membayar Rp8000 saja untuk naik Fery ke Kotabaru yang memakan waktu ± 1 jam. Tujuan saya berikutnya adalah ke Taman Kota untuk menunggu travel yang ke arah Angsana. Dari Pelabuhan batu licin, saya harus berjalan kurang lebih 200 meter ke pangkalan ojek dan membayar Rp 20.000 untuk ke Taman Kota.


Apes. Sepatu safety saya solnya rusak. Untung saja saya bawa sendal jepit.
Disini saya menunggu dari jam 2 siang sampai 7 malam untuk naik travel. Parah banget deh pokoknya kalau janjian sama travel disini, mundur-mundur terus jadwalnya. Sampai-sampai si pemilik travel menjemput saya di taman kota agar bisa menunggu di pangkalan travel saja. Apes lagi, turun dari motor, celana saya tersangkut di motor, walhasil saya jatuh gilinding-gelinding. πŸ˜‚


Perjalanan dari Batulicin ke Angsana memakan waktu kurang lebih 3 jam. Di angsana, saya menginap di Penginapan Susan Dua Putri. Harga RP 250k/malam. Harga yang mahal untuk kamar yang seadanya, AC kurang dingin, tanpa meja & kuris kerja, sarapan hanya porsi nasi kecil plus telur dadar. Tapi mau bagaimana lagi, tidak banyak pilihan tempat menginap disana.



Day-2:
Tak banyak yang saya lakukan di penginapan ini, hanya beli makan siang & tidur-tiduran saja untuk isolasi mandiri.

Day-3:
Pagi hari saya berjalan kaki dari penginapan ke Klinik Tirta Medika yang berjarak ± 1.2 KM untuk test PCR. Menyesal sekali saya tidak datang lebih pagi karena ternyata ada opsi hasil PCR sameday jika datang sebelum jam 10 pagi.
Sore harinya, saya kembali naik travel ke Batu Licin. Rencana awalnya ingin menyebrang langsung ke Tanjung Serdang, tapi karena kesorean,akhirnya saya menginap dahulu di Hotel Cahaya Inn. Hotel ini tergolong bagus dan juga masih baru. Harga kamar saat itu RP 290k/malam. Yang paling suka, akhirnya ada meja dan kuris untuk saya bisa bekerja


Day-4: 
Siang hari saya menumpang naik motor orang hotel diantar ke pelabuhan Batu licin untuk naik fery kembali. 
Dari Pelabuhan tanjung Serdang, saya harus naik mobil travel kembali untuk menuju daerah Lontar. Perjalanannya ± 4 jam dan sungguh melelahkan karena jalanannya banyak yang rusak plus banyak genangan karena habis hujan.

Di lontar, saya menginap di Penginapan Karet. Harga kamar saat itu RP 275k/malam. Saya mendapat yang twin bed karena kamar yang lain penuh. Penginapan ini bentuknya seperti kontrakan petakan. Sudah ada AC, sayang tidak ada meja kerja (siapa yang mau jauh-jauh kesini untuk kerja di dalam kamar kan?). Suasana sekitar sangat cozzy. Perjalanan yang melelahkan lumayan terbayarkan.





Lanjut ke part-2 ya...

Monday, September 27, 2021

COMIFURO 2021: Introvert-Nyan



Ya walaupun cuma online dan hanya daftar karena bingung dan riweuh sama kerjaan, setiaknya bisa terdaftar sebagai peserta COMIFURO 2021 πŸ˜†

Sunday, August 29, 2021

Akun instagram @Glitch.Auction Penipu Jual Barang KW

Jangan pernah beli barang di instagram @Glitch.Auction Seller penipu. 
Jual barang KW dibilang asli!


Jadi ceritanya saya follow sebuah akun lelang @


Wednesday, August 4, 2021

We didn't do anything wrong, but somehow, we lost...

Kalimat tersebut mungkin tepat untuk menggambarkan perasaan saya sekarang. Rasanya, saya tidak melakukan kesalahan apapun, tapi saat saya sadar, teman-teman saya sudah hilang.

Terasa miris saat ada yang bertanya, "Loh elu udah gak pernah kontak sama dia lagi? Katanya dulu kalian sahabat."

Saya memang berprinsip untuk tidak pernah meng-attach diri saya dengan orang lain, apalagi bergantung pada orang lain. Take it or leave it. Itu prinsip saya.

Saya lebih memilih berjalan cepat sendiri dibandingkan berjalan bersama-sama untuk suatu tujuan yang jauh.

Saya memilih untuk kukuh mengikuti prinsip saya dibandingkan mendengar saran orang lain

Ya, itu mungkin kesalahan saya.

Tapi kamu sudah biasa seperti itu kan tuan serigala tua?

Cuan

Entah kenapa saya jadi sebal dengar kata-kata cuan.
Apa-apa harus cuan
Gak cuan, Gak cuy, Gak skuy.

Padahal saya orang yang suka banget sama uang, tapi ya gak gitu-gitu juga ah.

Tuesday, July 20, 2021

What Scares You The Most?

Akhir-akhir ini rasanya tiap hari saya melihat kabar duka di lini masa dari orang yang saya kenal. Yang membuat lebih menakutkan, beberapa diantaranya saya kenal langsung dan seumuran dengan saya.

What Scares Me The Most?

Dulu saya berpikir bahwa saya tidak akan kuat jika ditinggalkan duluan oleh orang yang saya sayangi. Jadi saya kadang berpikir lebih baik saya yang duluan saja.

Tapi setelah memiliki keluarga sendiri, saya jadi berpikir ,
 "Jika saya pergi, apa istri saya akan baik-baik saja?
Apa keluarga saya akan baik-baik saja?"

Kematian jelas bukan sebuah akhir. Sebuah perjalanan di alam baru bagi yang pergi. Dan bagi yang ditinggalkan, jelas mereka harus bisa melanjutkan hidup dan beradaptasi dengan kondisi itu.

Naif sekali dulu saya bisa berpikir seperti itu. 

Tidak semudah itu bung!


Second Wave Covid-19 Indonesia

Lah ternyata kejadian beneran?

Awalnya gak nyangka sih kalau 2nd ware covid-19 bakal beneran melanda Indonesia karena kasus covid19 sudah mulai mereda plus vaksin juga sedang digalakan. Jakarta juga sudah mulai macet kayak biasa. Mall sudah mulai ramai. Plus kerjaan juga udah ampun-ampunan deh sibuknya.

Tapi tiba-tiba akhirnya PPKM Darurat diterapkan pemerintah selama bulan Juli 2021 ini. Bahkan kali ini lebih ketat daripada PSBB sebelumnya. Jalan-jalan di Jakarta banyak di sekat. Untuk naik transportasi umum harus menunjukan surat keterangan. 

Saya pun sudah hampir sebulan WFH dan beneran gak pergi kemana-mana. Mulai berasa kayak tahanan sih tiap hari bangun, kerja, lalu tidur lagi. Bahkan di Sabtu Minggu juga begitu aja kegiatannya.

Rada nyesel juga gak bisa manfaatin kesempatan ini untuk improvisasi diri, dengan excuse kerjaan yang emang lagi kejam banget.

So, what next?




Sunday, July 18, 2021

Staycation Hotel Murah di Oyo Collection O 7 Hotel Melawai

Kali ini mau nyobain staycation yang murah aja, cari-cari di Oyo dapet Collection O 7 Hotel Melawai Tempatnya di dekat Blok M.

Pas kesana, agak kaget sih ternyata hotelnya tua gitu. Plus ada accident kecil gitu. Jadi setelah saya checkin, pas saya mau buka pintu kamarnya, ternyata itu kamarnya udah ada orang dong. Gimana ini sih reseptionistnya. Akhirnya saya komplain dan diberikan kamar yang lain.

Untuk kamar hotelnya, karena saya dapet yang baru di renovasi, jadi lumayan oke lah.
Cuma belum ada teko pemanas air, dam mini fridge-nya.

Pintu kamar

Kulkas mininya belum ada


Kamarnya baru di renovasi, masih bagus dan bersih


Overall kalau dapat harganya under 200k gini udah nyaman banget

Old Draft: Dark side of Me

Kayaknya draft postingan ini saya buat pas lagi down banget kali ya. Tapi gak inget sih momentnya pas lagi kenapa, hehehe

================================================


“But the worst enemy you can meet will always be yourself..."


Always.. Always...
I always ...

Sometimes even the devil on my shoulder asks "What the f*ck are you doing?"

The best way to beat a monster is to find a scarier one.

It's hard to get rid of the demons inside you. Because they were holding you when nobody else did.

Staycation di Hotel Kuretakeso Kemang

Dan....kembali lagi punya hobi yang menguras kantong, staycation. -_-"

Gegaranya sekarang udah gak ada temen lagi yang bisa diajak jalan-jalan ke luar kota dan pas lagi dinas kerja pun udah jarang banget dapat nginep di hotel. Mau liburan yang jauh pun, gak ada waktunya. Akhirnya ya demi bisa menikmati suasana tenang sendirian plus lepas dari hiruk pikuk rumah yang kayak kapal pecah, staycation di hotel sekitaran Jakarta jadi pilihan.

Kali ini nyobain staycation di Hotel Kuretakeso yang ada di kawasan Kemang. Tertarik sama hotel ini sih karena tema hotelnya yang "Japanese" gitu plus pengen berendem di air panas.

Akhirnya setelah cari-cari di situs booking online, dapat dengan harga 580 ribuan (harga normalnya sekitar 780 ribuan) di https://misteraladin.com/

Datang ke Hotel pas jam 2 siang. Pelayanan resepsionisnya ramah dan cepat, room pun sudah ready. Di Lobbynya kita bisa minum welcome drink-nya berupa Ocha dingin.

Kamarnya bisa dibilang lumayan kecil, cuma dengan arsitektur yang pas jadi cukup nyaman. Furniturenya memang berasa nuansa jepang dengan sentuhan lukisan di berbagai sisi lorong dan kamar. Paling juara sih dengan kamar harga segini, kamarnya udah ada bathub-nya, meski bathubnya tergolong kecil jadi kaki kita mesti agak nekuk dikit tapi udah worth banget lah.

Oya disini ada onsennya, sayangnya pas gw mau nyoba lagi rame banget. Agak kaget pas masuk roomnya banyak banget cowok yang semi naked gitu mau pada ganti baju.

Sarapannya, eng... saya telat banget bangunnya jadi pas ke restaurantnya (lantai paling atas) udah mau beberes tapi nyobain beberapa yang masih ada. Ada menu makanan Indonesia dan Jepang. Juara sih miso soup-nya, enak banget. Worth it banget sih buat harga segini.

Gantungan bajunya minimalis, tidak ada lemari di kamar

Meja kerja plus ada water pot-nya

Jam sekaligus wireless charger

Lukisan dengan nuansa Jepang di lorong menuju kamar

Tombol lift dengan tulisan kanji

Bed cukup nyaman dengan sentuhan nuansa Jepang

Real Hidden Gem Rummah Go'a Dik Doang

Bosen liat feeds di instagram yang bilang cafe ini itu Hidden gem lah, padahal cuma modal interior bergaya industrial atau tropical yang saat ini jadi standar design cofe shop di sekitaran Jakarta.

Nah pas liat ada postingan tentang tempat ini, kok kayaknya beda ya. Beneran kerasa Hidden Gem karena tempatnya yang beneran outdoor dan asri banget. Plus tempatnya masih dalam jangkauan jalan kaki dari stasiun Jurangmangu. Rummah Goa namanya. Dan ternyata tempat ini punyanya Dik Doang yang emang nyentik jug orangnya.

Kebetulan lagi kepengen juga makan sushi, akhirnya kami  mampir ke Mall Bintaro Exchange dulu yang deket dari Stasiun Jurangmangu juga. Seperti biasa kami ke Genki Sushi karena ada promo diskon dari Fave, but unfortunatelly ternyata diskonnya cuma berlaku di weekdays, jadinya harus beli promo yang lain deh. Dan istri ternyata masih laper, jadi mampir lagi ke Merugame Udon.

Genki Sushi

Setelah itu kami jalan kaki ke Stasiun Jurangmangu, tapi kok dicari-cari ini tempat kok gak ketemu ya. Nanya-nanya orang disekitar stasiun juga gak ada yang tahu.

Eh saya liat ada jalan kecil yang kayaknya menuju somewhere, jadi saya coba deh telusuri jalan ini dan suruh istri tunggu sebentar. Dan ternyata benar itu jalannya.

Jadi dari Stasiun Jurangmangu, kita keluar pintu yang arah ke parkiran mobil, habis itu bakal liat ada jalan kecil dengan plafon disepanjang jalannya, ikuti aja jalan itu terus, nanti pintu masuknya tempat ini ada di sebelah kiri.

Jalan dari Stasiun

Pas liat tempatnya, Wah, ini baru beneran hidden gem. Unik banget sih. Vibenya terasa ala-ala Bali gitu karena banyak patung dan artwork lain. Tempat duduknya juga unik karena terpisah-pisah dengan jarak yang jauh. Jadi cocok deh buat masa pandemi gini.




Kami memilih duduk di meja yang terbuat dari bekas mesin jahit, sambil bisa melihat pemandangan kereta yang lewat. Untung kami datangnya sudah sore, kalau siang kayaknya bakal terasa panas karena ini outdoor beneran.

Berasa jadi tukang jahit
 

Menunya juga murah-murah.Rasa dan porsinya oke untuk harganya. Gak terasa nyesel sih ngeluarin uang segitu. Kami memesan mie ayam, burger & teh botol.



Beneran nyaman banget sih temopatnya buat ngobrol sambil ngemil-ngemil santai. Kami disini sampai jam 7-an malam. Ada musholanya juga jadi aman deh buat sholat. Nah jalan balik ke stasiunnya pas malam gini ternyata gelap banget. Kalau sendirian harus hati-hati ya, hehehe



Sunday, June 6, 2021

Cost of being a Dad

Tulisan ini bisa dibaca & pertama kali di publish di akun instagram: @ouralltomorrow


Sudah 1 tahun lebih menikah dan saya masih sangat santai menanggapi pertanyaan kapan punya anak. Seperti saat dulu ditanyai kapan akan menikah, kalau saya memang sedang tidak menginginkannya ya anggap saja pertanyaan itu hanya basa-basi.

Beberapa hari lalu, saya mendengar ceramah seorang ustadz yang berisi bahwa anak adalah rezeki dari Allah SWT kepada pasangan suami istri.

Terbesit sedikit rasa sedih.

" Apakah ada yang salah dengan saya? Dari yang saya dengar, orang yang menikah biasanya rezekinya akan diluaskan. Oke, bagi saya yang belum bisa melepaskan bentuk rezeki itu dalam bentuk taraf ekonomi yang baik, rasanya saya belum merasakan keluasan tersebut. Dan sekarang, saya bahkan tidak diberikan rezeki keturunan! Ah, masih begitu panjangnya kah penebusan dosa yang harus saya jalani?"

Sempat terpikir seperti itu.

Teringat saya sebuah adegan di film "Cinderella Man". Ketika seorang petinju pensiun yang tidak bisa membayar tagihan listrik dirumahnya, padahal saat itu sedang musim dingin dan anak-anaknya butuh pemanas. Ditambah Dunia sedang dalam masa "Great depression" sehingga sulit mendapatkan pekerjaan. Pria itu akhirnya datang ke perkumpulan petinju tempat dulu dia bekerja. Saat semua orang ada di sana, petinju itu meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak akan melakukan ini jika bukan karena anak-anaknya. Dia mengemis beberapa dollar dari orang disana.

Rasanya miris sekali melihat pria yang hidup dari ego & kesombongan harus menurunkan harga dirinya serendah itu. Menerima tatapan iba dari orang,bahkan harus menengadahkan tangan memelas kasihan.

Atau cerita Aldi Taher yang tiba tiba-tiba jadi musuh orang se-Indonesia karena tingkah lakunya yang pansos. Dari suatu wawancara, terucaplah semua itu dia lakukan untuk popok anaknya.

Mungkin dan semoga saya tidak akan sampai dititik serendah itu, tapi seorang ayah memang harus melakukan segalanya untuk anak bukan?

Saya belum bisa menjadi suami yang baik. Bagaimana bisa saya berpikir menjadi seorang ayah?

Ya ini memang pandangan dari seorang yang selalu overthinking.


Saturday, May 29, 2021

What next? 2nd wave corona di Indonesia

Melihat kondisi di negara lain seperti India, Singapura & Malaysia, pandemi Corona gelombang kedua sepertinya juga akan menghantam Indonesia.

Kira-kira apa yang bisa dipersiapkan?

Kelangkaan Masker, vitamin, dan hand sanitaizer sepertinya tidak akan kembali terjadi karena stocknya sudah jauh melimpah.
Warga yang sudah di vaksin sudah cukup banyak.
Penutupan fasilitas & transportasi umum mungkin akan dilakukan Pemerintah.
Power of cash pasti selalu kuat.

Apa ya?


Warung itu sudah tutup

Jadi selama ini ada sebuah tempat yang selalu terbayang oleh saya. Sebuah warung kelontong kecil di jalur hutan dari lokawisata Baturaden menuju ke Pancuran tujuh.
Sekitar 6 tahun lalu, saya dan teman sedang jalan-jalan ke Purwokerto. Kami menuju lokawisata Batu Raden dan kemudian memtuskan melanjutkan berjalan kaki melewati jalur hutan yang sepi ke pancuran 7.

Jalurnya terasa sepi dan agak menyeramkan, ditambah hanya kami yang melewati jalur itu. Berjalan kaki sekitar 40 menit, kami menemukan warung ini. Warung yang terasa aneh karena berada ditempat yang antah berantah, dimana jarang ada orang yang lewat. Kami bercakap-cakap dengan sang penjaga warung. Tipikal pemuda dari daerah yang lugu tapi tegas pada prinsipnya. Dia juga kagum dengan apa yang dilihat di Televisi tentang Jakarta.

Entah kenapa saya ingin sekali berkunjung kembali kesana. Sampai mengajak istri untuk suatu saat bisa kesana.

Akhirnya beberapa hari lalu saya menemukan sebuah video di Youtube dari orang yang melewati jalan yang sama dan dari video itu terlihat bahwa warung tersebut sudah kosong. Agak sedih rasanya.

Apa kabar ya sang penjaga warung itu?



Saturday, March 27, 2021

Mahalnya menjadi anak kekinian di coffee shop

Setelah menikah, rasanya jadi saya lebih pelit untuk urusan makan diluar rumah
Padahal sebelum menikah, saya pernah bilang ke istri, "Kalau urusan makan mah gampang, kalau kamu gak bisa masak, kita gofood saja" *Maaf ya istri janji ini tidak bisa dipenuhi, tekor bandar nanti hehehe

Nah belakangan ini saya lagi suka banget liat akun instagram yang isinya spot coffee shop di Jakarta. Somehow, banyak coffee shop baru bermunculan dengan arsitektur yang keren plus ambience yang nyaman. Jadi semacam hidden gem lah untuk sejenak escape dari suasana jakarta yang mulai hiruk pikuk kembali.

Setelah coba mengunjungi Kopi Nako di Depok, saya baru sadar ternyata untuk nongkrong disini butuh budget hampir seratus ribu untuk dua buah minuman. Apalagi kalau ditambah memesan makanan. Waaah... uang segitu bisa buat belanja dapur berapa hari ya.. Ya memang sih suasananya nyaman, tapi apakah sebegitu besarnya budget untuk sekedar duduk-duduk santai?


Sekarangpun kalau saya searching hidden gem , pasti yang muncul adalah coffee shop dengan interior unik yang bisa bikin kami ngerasa ada di hutan, Bali ,  Yogya, ya setidaknya melupakan bahwa kamu lagi di Jakarta. Susah cari tempat yang benar-benar layak dapat predikat hidden gem.




Friday, March 12, 2021

Satu tahun pandemi

Satu tahun lewat pandemi covid-19 ada di Indonesia. Saat ini, semua rasanya hampir normal. Jika kita lihat, jalan-jalan sudah mulai macet. Tempat-tempat umum pun sudah mulai ramai. Bahkan banyak orang yang keluar rumah tanpa memakai masker.

Saya ingat betul akhir Februari 2020, saya dan istri baru saja kembali dari Medan ke Jakarta dan wabah covid-19 ini baru mulai menyebar di Jakarta. Beberapa hari kemudian, pemerintah pun menetapkan PSBB sehingga saya bisa Work from Home.

Kami menghabiskan banyak waktu di rumah. Rasanya senang sekali impian saya untuk bisa kerja dari rumah bisa jadi nyata.

Saya juga ingat betul pertama kali keluar rumah saat PSBB adalah saat ingin belanja ke Alfamidi terdekat. Saya mengenakan pakaian serba tertutup, topi dan juga masker. Di Alfamidi pun, semua orang serba tertutup dan saling menjauhi satu sama lain. Etalase vitamin dan obat hampir kosong. Hand Sanitizer & masker mustahil jelas sudah habis. Bahkan cairan pembersih lantai saja juga kosong.

Rasanya seperti ada di film-film post apocalypse.

Ada beberapa orang yang merasa kalah oleh pandemi ini. Termasuk saya sendiri.
Saya tidak terinfeksi virus ini. Saya juga tidak kehilangan pekerjaan. Saya kalah oleh diri saya sendiri.

Satu tahun lebih saya punya banyak waktu luang untuk improvisasi diri. Dengan Work from Home, setidaknya saya punya tambahan waktu 3 jam perharinya yang biasanya saya habiskan di jalan. Ini adalah excuse saya bertahun-tahun. Saya selalu merasa kekurangan waktu untuk bisa improvisasi diri, mengejar ketertinggalan saya.

Tapi saya malah membuang-buang waktu dengan menonton netflix, main instagram, nonton youtube, atau tidur. Rasanya benci sekali dengan diri ini. Sigh!


Pesona Dunia Rune Migard Ragnarok

Setelah berhenti cukup lama, akhirnya saya penasaran untuk kembali bermain Ragnarok Online. Gak tanggung-tanggung, saya langsung mainin 3 karakter sekaligus karena ingin mencoba jobs baru yang ada belum pernah dimainin yaitu Ninja, Taekwondo Boy dan Gun Slinger

Game Ragnarok memang selalu punya tempat di hati saya. Sebenernya saya gak jago-jago banget main game ini, tapi gak tahu kenapa suka aja jalan-jalan sambil hunting sendirian di dunia ini. Mapsnya yang luas banget emang bikin game ini gak ngebosenin.

Saya pun ketagihan memainkan karakter Ninja yang memang saya dari dulu tertarik dengan segala hal berbau Ninja. Sampe dibela-belain main pas libur dan begadang juga. Nah pas level karakter Ninja saya sudah maksimal dan akan berubah ke level selanjutnya, ternyata tesnya sulit banget, saya bahkan sampai minta istri untuk bantu memainkan saking udah mumet jalanin testnya. Sempet ngambek stop main, eh pas saya iseng main lagi, malah langsung bisa. Alhasil Ninja saya sudah berhasil menjadi Kagerou. Uhuuuy!



Penasaran juga pengen main game Ragnarok versi mobile, tapi kerjaan lagi banyak banget (TAT)