Sunday, November 28, 2021

Ke puncak (Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch) naik angkot

Kalau kalian pengen ke daerah wisata puncak tapi gak punya kendaraan pribadi atau lagi males & capek bawa kendaraan sendiri, bisa coba nih ke puncak naik angkot. Rutenya gampang kok

1. Dari stasiun terdekat di daerah rumah kamu naik KRL (Commuter line) dengan tujuan akhir Stasiun Bogor
(Tarif Rp 3000-13.000, tergantung stasiun awal kamu)


2. Keluar stasiun Bogor, naik Angkot 02 Warna Hijau Strip Orange tujuan Sukasari. Bilang aja sama abangnya mau lanjut naik angkot biru yang ke puncak.
(Tarif Rp 5000)


3. Dari Sukasari, naik angkot biru tujuan Cisarua
(Tarif Rp 10.000)


Angkot biru ini akan melewati beberapa tempat wisata di daerah puncak antara lain Cimory Riverside, Cimory Diary Land, Cimory Mountain View, Taman Wisata Matahari, The Ranch. Tinggal liat di Google maps aja deh kamu mau turun dimana.

Untuk arah pulangnya, kamu bisa naik angkot yang sama juga.


Nah kalau kamu mau lanjut ke arah Masjid Atta'Awun Puncak, Warpat, Kebun Teh,  Puncak Pass sampai ke Cipanas, kamu harus naik angkot biru yang tadi sampai paling akhir, lalu lanjut naik angkot kuning strip pink ini ya.




Sunday, November 7, 2021

Day-5:
Setelah perjalanan 4 hari yang panjang, akhirnya dihari yang ke-lima, saya bisa mulai bekerja. Bersama dengan tim disana yang ramah dan beban kerja yang tidak terlalu berat, pekerjaan terasa menyenangkan. Sayang karena banyaknya prosedur dan hal lain yang tidak siap, pekerjaan tidak bisa saya selesaikan dalam satu hari. Hari itupun saya menunggu tim lain bekerja hingga jam 10 malam baru sampai di penginapan.



Day-6:
Sebenernya bekerja disini menyenangkan, tapi pekerjaan yang lain sudah menuntut untuk dikerjakan kembali hingga saya memaksakan agar hari itu pekerjaan di pulau laut ini bisa selesai. Alhamdulilah, semua berjalan lancar. Hari itupun saya kembali ke penginapan cukup malam.



Day-7:
Perjalanan pulang dimulai. Pagi hari saya kembali naik travel dari penginapan karet ke pelabuhan Tanjung serdang. Kali ini angkutannya beruapa mobil pickup yang dimodifikasi menjadi mobil penumpang. Untunglah saya duduk di bangku depan. Di pelabuhan Tanjung serdang, saya meeting sambil menunggu hujan reda. Saya sempat berlari-lari saat hujan untuk mengejar kapal yang akan berangkat, sayangnya kapaalnya keburu jalan. Tapi tak lama, kapal lainnya datang. Diatas kapal saya sempat jajan pentol ikan karena belum makan siang. Sepertinya pentol adalah jajanan khas daerah sini. karena banyak banget yang jualan. Sampai pelabuhan batu licin saya minta dijemput sama travel biar langsung diantar ke tempat pangkalannya. Kurang lebih saya menunggu 3 jam disana. Perjalanan ke Banjarmasin memakan waktu kurang lebih 8 jam. Capek poll deh, apalagi harus mengantar penumpang-penumpang yang lain dulu. Di Banjarmasin, saya menginap di Treepark Hotel. Hotelnya lumayan bagus dan ramai juga menjelang weekend.




Day-8:
Pagi hari saya berjalan kaki dari hote ke Klinik Tirta Medika yang berjarak 500m dari hotel tapi ternyata disini sudah tidak lagi menyediakan layanan PCR. Saya pun memesan gojek dan sialnya saya memilih titik yang salah. Jadi saya harus berjalan kaki kembali ke tempat PCR. Disanapun saya mengantri cukup lama hingga tengah hari saya baru kembali ke hotel. 

Mendung

Late Lunch


Dan sore harinya, Brak! Hp kantor yang harus segera saya kembalikan jatuh dan pecah layarnya. Cari-cari di google, disini ada I-colour, jadi saya kesana deh untuk ganti LCD. Ternyata harganya lebih mahal dari info di Instagramnya. Yah untungnya terbayar dengan pelayan yang cukup profesional.


Day-9:
Hamdalah, PCR saya negatif & tiket pulang sudah didapatkan. Setelah checkout, saya memesan Grab ke Bandara. Saat ingin mendarat di Bandara Soekarno Hatta, kondisi hujan deras. Pesawat bergoyang-goyang kuat dan batal mendarat. Tiba-tiba saya merasakan takut sekali. Pasrah. Saya paksakan saja untuk memejamkan mata. Berdoa. Setelah satu jam berputar-putar diatas, pesawat akhirnya bisa mendarat. Saya bisa sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah. 


A Journey To Remember: Pulau Laut, Kalimantan Selatan Part-1

Sudah 7 bulan saya tidak keluar kota, karena saat ini saya lebih sering menugaskan tim lain. Tapi karena saat itu semua personel sedang sibuk dan juga pekerjaan ini sepertinya akan lebih cepat kalau saya yang mengerjakan, akhirnya saya yang berangkat.

Day-1:
Saya naik pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sultan Hasanuddin untuk transit, lalu dilanjutkan ke Bandara Gusti Sjamsir Alam KotaBaru. 


Saat keluar Bandara Kotabaru, saya bingung mau naik apa ke Pelabuhan. Tiba-tiba ada pengurus Bandara yang mendekati saya & menanyakan mau kemana tujuan saya. Disini sepertinya saya tertipu, saya diminta membayar Rp350 ribu untuk taksi dari Bandara ke Pelabuhan Fery Tanjung Serdang yang perjalanannya hanya sekitar 1 jam. Pokoknya jangan mau deh kalau ditawarin sama supir taksi yang gemuk & brewokan. 

Sesampai di Pelabuhan Tanjung Serdang, cukup membayar Rp8000 saja untuk naik Fery ke Kotabaru yang memakan waktu ± 1 jam. Tujuan saya berikutnya adalah ke Taman Kota untuk menunggu travel yang ke arah Angsana. Dari Pelabuhan batu licin, saya harus berjalan kurang lebih 200 meter ke pangkalan ojek dan membayar Rp 20.000 untuk ke Taman Kota.


Apes. Sepatu safety saya solnya rusak. Untung saja saya bawa sendal jepit.
Disini saya menunggu dari jam 2 siang sampai 7 malam untuk naik travel. Parah banget deh pokoknya kalau janjian sama travel disini, mundur-mundur terus jadwalnya. Sampai-sampai si pemilik travel menjemput saya di taman kota agar bisa menunggu di pangkalan travel saja. Apes lagi, turun dari motor, celana saya tersangkut di motor, walhasil saya jatuh gilinding-gelinding. πŸ˜‚


Perjalanan dari Batulicin ke Angsana memakan waktu kurang lebih 3 jam. Di angsana, saya menginap di Penginapan Susan Dua Putri. Harga RP 250k/malam. Harga yang mahal untuk kamar yang seadanya, AC kurang dingin, tanpa meja & kuris kerja, sarapan hanya porsi nasi kecil plus telur dadar. Tapi mau bagaimana lagi, tidak banyak pilihan tempat menginap disana.



Day-2:
Tak banyak yang saya lakukan di penginapan ini, hanya beli makan siang & tidur-tiduran saja untuk isolasi mandiri.

Day-3:
Pagi hari saya berjalan kaki dari penginapan ke Klinik Tirta Medika yang berjarak ± 1.2 KM untuk test PCR. Menyesal sekali saya tidak datang lebih pagi karena ternyata ada opsi hasil PCR sameday jika datang sebelum jam 10 pagi.
Sore harinya, saya kembali naik travel ke Batu Licin. Rencana awalnya ingin menyebrang langsung ke Tanjung Serdang, tapi karena kesorean,akhirnya saya menginap dahulu di Hotel Cahaya Inn. Hotel ini tergolong bagus dan juga masih baru. Harga kamar saat itu RP 290k/malam. Yang paling suka, akhirnya ada meja dan kuris untuk saya bisa bekerja


Day-4: 
Siang hari saya menumpang naik motor orang hotel diantar ke pelabuhan Batu licin untuk naik fery kembali. 
Dari Pelabuhan tanjung Serdang, saya harus naik mobil travel kembali untuk menuju daerah Lontar. Perjalanannya ± 4 jam dan sungguh melelahkan karena jalanannya banyak yang rusak plus banyak genangan karena habis hujan.

Di lontar, saya menginap di Penginapan Karet. Harga kamar saat itu RP 275k/malam. Saya mendapat yang twin bed karena kamar yang lain penuh. Penginapan ini bentuknya seperti kontrakan petakan. Sudah ada AC, sayang tidak ada meja kerja (siapa yang mau jauh-jauh kesini untuk kerja di dalam kamar kan?). Suasana sekitar sangat cozzy. Perjalanan yang melelahkan lumayan terbayarkan.





Lanjut ke part-2 ya...