Friday, March 12, 2021

Satu tahun pandemi

Satu tahun lewat pandemi covid-19 ada di Indonesia. Saat ini, semua rasanya hampir normal. Jika kita lihat, jalan-jalan sudah mulai macet. Tempat-tempat umum pun sudah mulai ramai. Bahkan banyak orang yang keluar rumah tanpa memakai masker.

Saya ingat betul akhir Februari 2020, saya dan istri baru saja kembali dari Medan ke Jakarta dan wabah covid-19 ini baru mulai menyebar di Jakarta. Beberapa hari kemudian, pemerintah pun menetapkan PSBB sehingga saya bisa Work from Home.

Kami menghabiskan banyak waktu di rumah. Rasanya senang sekali impian saya untuk bisa kerja dari rumah bisa jadi nyata.

Saya juga ingat betul pertama kali keluar rumah saat PSBB adalah saat ingin belanja ke Alfamidi terdekat. Saya mengenakan pakaian serba tertutup, topi dan juga masker. Di Alfamidi pun, semua orang serba tertutup dan saling menjauhi satu sama lain. Etalase vitamin dan obat hampir kosong. Hand Sanitizer & masker mustahil jelas sudah habis. Bahkan cairan pembersih lantai saja juga kosong.

Rasanya seperti ada di film-film post apocalypse.

Ada beberapa orang yang merasa kalah oleh pandemi ini. Termasuk saya sendiri.
Saya tidak terinfeksi virus ini. Saya juga tidak kehilangan pekerjaan. Saya kalah oleh diri saya sendiri.

Satu tahun lebih saya punya banyak waktu luang untuk improvisasi diri. Dengan Work from Home, setidaknya saya punya tambahan waktu 3 jam perharinya yang biasanya saya habiskan di jalan. Ini adalah excuse saya bertahun-tahun. Saya selalu merasa kekurangan waktu untuk bisa improvisasi diri, mengejar ketertinggalan saya.

Tapi saya malah membuang-buang waktu dengan menonton netflix, main instagram, nonton youtube, atau tidur. Rasanya benci sekali dengan diri ini. Sigh!


No comments:

Post a Comment