Kita didalam bis. Kita lebih memilih diam.
Memandangi ponsel pintar kita atau memilih tidur.
Kita tidak bicara. Hening.
Hanya suara kendaraan dan jalan yang terdengar bising.
Kita didalam lift. Hanya kita.
KIta memilih diam. Memandang kosong dinding lift seolah dia bisa berkata.
Kita yang bisa bicara. Tapi kita diam.
Kita bertemu dijalan.
Aku mengenalmu, kau pun tahu namaku.
Tapi kita memilih diam. Seolah dua orang yang tidak pernah bertemu.
Ada orang yang terlihat sedang kebingungan di jalan.
Kita diam, seolah tidak memperhatikan.
Dia pun diam seolah masalahnya akan terpecahkan sendiri.
Kita diam.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku bingung.
Aku tau harus bertanya, tapi aku memilih diam.
Seperti kesulitan ini lebih baik daripada aku kelihatan bodoh.
Diam membuatku terlihat pintar.
Ada sebuah kecelakan. Mereka tidak diam. Mereka berteriak meminta uluran tangan.
Tapi kita tetap diam. Seolah Tuhan tidak pernah memberikan kita indra pendengaran.
Kenapa kalian diam? Kenapa kalian tidak bicara?
Akulah yang introvert. Akulah yang seharusnya diam. Aku memang pendiam.
Kenapa kalian tidak bicara? Apa kalian ingin menjadi introvert juga?
Kalian tahu tidak, jika kalian diam maka hidupku akan semakin sulit?
Diam-diam, aku membenci kalian wahai para pendiam.
No comments:
Post a Comment