Gimana,
sakit?
Enggak,
biasa aja.
Masa?
Ya cuma
ngilu sedikit.
Hebat.
Biasanya kamu udah nangis kalau seperti ini.
Aku udah gak
bisa nangis. Capek.
Kayaknya hati
kamu sudah mulai mati.
Mungkin. Tak
apalah, lebih baik seperti ini rasanya.
Yakin?
Daripada
sakit terus?
Hati itu
memang diciptakan untuk sesekali menahan sakit, tapi tidak harus membuatnya
mati.
Kalau bisa,
aku malah ingin hidup tanpa hati saja. Hanya menyusahkan.
Kamu
berpura-pura. Jujurlah!
Hah
Pura-pura? Apa maksudmu?
Aku mendengar
suara tangis hatimu dari setiap kata-katamu barusan.
Cih! Sok
tahu kamu.
Ayolah. Kamu
tidak perlu sok kuat begitu dihadapanku.
Aku bosan
selalu dianggap lemah.
Tidak ada
yang pernah menganggapmu lemah. Hanya perasaanmu saja.
Ah! Semua
ini mulai terasa memuakkan. Aku ingin pergi saja.
Pergi
kemana?
Kemana saja.
Yang lebih luas dan hanya ada aku sendiri disana.
Kamu akan
merasa kesepian dan bosan.
Ya aku tahu,
tapi hal itu yang paling aku inginkan sekarang.
Bohong! Aku
tahu, kamu pasti hanya ingin pergi dan berharap ada seseorang yang mencari lalu
mengajakmu untuk kembali pulang.
Aku bukan
anak kecil lagi seperti itu. Jangan sembarangan!
Tubuh kamu
memang bertambah besar. Tapi jiwamu masih sama seperti anak-anak kecil yang
mengelap ingus dengan bajunya, Aku yang paling tahu itu.
Lama-lama
kau menjengkelkan!
Begitu juga
dirimu. Aku hanya cerminan dari semua watakmu.
Enak saja
kau. Aku tidak sepertimu.
Kau dikenal
sebagai orang yang jujur, tapi tidak terhadap dirimu sendiri.
Kepalaku
rasanya berat setelah mendengar semua omong kosongmu. Aku ingin tidur saja.
Tidur? Kau
hanya ingin lari dari kenyataan. Suatu hal yang selalu tidak bisa kau hadapi.
Aku akan
mengurusnya nanti.
Nanti kapan?
Selalu begitu ucapanmu.
Hmmm... Kamu
benar. Aku memang pengecut.
Terus? Mau
seperti itu terus?
Ya tidak
sih. Tapi aku butuh waktu.
Waktumu
sudah hampir habis. Kau selalu menyia-nyiakannya.
Sedikit lagi
saja. Aku janji akan berusaha sebaik mungkin.
Aku tidak
percaya. Kau pasti akan selalu sama meski dikasih waktu yang banyak sekalipun.
Kau terlalu banyak bermain-main dengan hidupmu.
Wajar kan?
Aku masih muda.
Wajar
apanya? Ada yang menjamin kau akan hidup sampai tua.
Ya tidak
ada.
Lalu apa
kamu tidak ingin seperti teman-temanmu yang sudah pergi ke seberang.
Aku... aku
lebih nyaman disini.
Tempat ini
akan segera tenggelam dan kamu akan ikut mati jika tidak segera
meninggalkannya.
Tapi aku
tidak bisa berenang. Tidak punya perahu. Tidak ada kompas untuk penunjuk arah
kesana.
Kau selalu
saja penuh dengan alasan-alasan.
Karena
itulah aku berbicara denganmu.
Kau bisa
belajar dan menyiapkannya dari sekarang jika kau mau.
Apa waktunya
masih cukup?
Itu semua
tergantung dari dirimu.
Dan.. kau
akan membantuku kan?
Karena
itulah aku disini terus.
Tapi aku
jarang melihatmu.
Itu karena
kau terlalu sibuk untuk mendengarkan dan merasakan keberadaanku.
Ma..maafkan
aku.
Tidak apa.
Aku tahu kamu memang begitu. Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?
Itu... aku
bener-bener ngantuk. Aku mau tidur siang, sebentar saja.
Kau ini!!!
No comments:
Post a Comment