*Mungkin postingan kali ini akan terdengar sedikit rasis, harap di maklumi.
Betawi.
Siapa sih yang gak tahu suku ini?
Suku asli penghuni daerah Jakarta.
Apalagi setelah Rano Karno membuat suku Betawi sangat populer di Serial "Si Doel Anak Sekolahan."
Dan gw merupakan salah satu keturunan asli dari suku ini.
(Walaupun dengan sikap gw yang kalem ini orang-orang biasanya mengganggap gw berasal dari suku Jawa, hehehe)
Apa yang muncul dipikiran kalian saat mendengar kata "Betawi"?
Tanahnya banyak? Tukang Kawin?
Ondel-ondel? Tanjidor? Gambang Kromong? Jali-Jali?
Nyablak? Norak? Udik? Kampungan?
Malas? Sok Jagoan?
Dodol? Kerak telor? Bir Pletok? Semur Daging? Roti Buaya?
Setu Babakan? Tebet? Jakarta?
Si Doel? Bang Benyamin? Mandra? Omas? Mpok Nori?
Bang Pitung? Bang Jampang?
Well, itu semua tergantung persepsi orang.
Sekarang suku Betawi seakan-akan perlahan mulai hilang dari Jakarta.
Mereka pindah ke daerah pinggiran karena tergerus oleh perkembangan zaman.
Mereka seakan terpinggirkan karena tidak "makan" bangku sekolahan.
Bahkan seperti makhluk langka, orang Betawi sampai harus di Lestarikan si suatu tempat yang bernama, "Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan"
Gw akui itu semua, karena dilingkungan gw sendiri pun terasa seperti itu.
Tapi gw merasa fenomena ini lebih mirip seperti "Self Destruction"
Ya, Suku Betawi seolah menghancurkan diri sendiri dan sesamanya.
Perebutan tanah, harta, warisan, kekayaan, kekuasaan dan daerah jajahan.
Penghambur-hamburan uang, poligami, dan lebih memilih membekali keturunannya dengan harta dibandingkan dengan ilmu.
Pembentukan ormas-ormas yang malah memecah kita sendiri.
Sikap sok berkuasa dan sok jagoan.
Akibatnya suku Betawi seperti tersingkir dari daerah asalnya sendiri.
Suku Betawi yang dulu dikenal juragan tanah, sekarang banyak yang hidup mengontrak di pinggiran.
Kita dipandang sebelah mata.
Gw inget betul ada sebuah jargon di suku Betawi,
"Biar Tekor, asal Kesohor"
Yup, mungkin saatnya mengubah itu semua.
Gw sangat senang jika bertemu dengan teman yang juga berasal dari suku Betawi dan sharing dengan mereka.
Dan gw lebih senang lagi jika tahu ada seseorang dari suku Betawi yang hidupnya sukses.
Karena itu membuat gw yakin, "Betawi tidak hanya sampai disini"
Tidak bermaksud provokatif, tapi mari tunjukkan eksistansi suku Betawi di Jakarta, di Indonesia, bahkan kalau perlu di Dunia.
Nyok abang, mpok, Nyak, Babe!
Jadikan Betawi tuan rumah di daerah kita sendiri.